MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanggung Jawab
2.2 Macam-Macam Tanggung Jawab
2.3 Pengabdian dan Pengorbanan
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan
atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung Jawab
juga berati berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya. Setiap manusia memiliki
tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung jawab seorang pelajar atau
mahasiswa akan belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada mahasiswa atau
mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara dan rakyatnya,
tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya, dan tanggung jawab
manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.
Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian.
Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin
mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan
negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk
melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang
diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh
anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada
kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya
nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai
negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda
jasa dari negara yang bersangkutan.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung
jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan
makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang
besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat
hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang
diperankan seseorang dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga
tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah
tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks
teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung
jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung
jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap
dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang
mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat
keyakinannya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar
akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan
keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang
yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala
yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap
orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga
orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang
lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah
sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan
terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam
hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2
macam, yaitu :
- Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab
diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh,
mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2.
Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya
diberlakukan kepada semua orang. Tanggung
jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan
oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat
memperoleh kebahagiaan, karena orang
tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan
oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung
jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau
nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang
sehubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya
perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu
akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung
jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan
runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan
mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah
yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau
mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.
1. Tanggung Jawab manusia
terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah
makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk
pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk
berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan
tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga
kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh
makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga
adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang
menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung
Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada
masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia
adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam
berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh
masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir
sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman
yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia
membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan
hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang
lain.
Kekuatan pada manusia pada
hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja,
namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain.
Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat
membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada
tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman
sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam
mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil
dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan
yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan
orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa
setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang
lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam
hidup kaitannya dengan masyarakat.
4. Tanggung Jawab kepada
Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap
manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir,
berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara.
5. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi
merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat
mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran,
perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia
bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat
banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia
harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah
agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka
manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu
firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan
hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat
kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang
salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya
dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak
dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
Wujud dari tanggung jawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan
yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
- Pengabdian
Pengabdian adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan,
kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu
ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya
pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja
keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah
tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita
pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada
kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas,
itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam
pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya
manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih
sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan.
Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai
pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada
keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada
suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah
anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap
orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak
mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai
kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau
lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu,
demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada
masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh
karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja
masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja berandal” suka berkelahi,
mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan
merasa malu.
c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada
hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara.
Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa
pengabdian.
d. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada
sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan
manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada
Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
- Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau
kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai
tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan
ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan
yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu atau
orang memiliki harta yang lebih.
Wajib korban ini telah dikisah pada jaman
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra
tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada
putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya
tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya
pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap
dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia
menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau
dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi
Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan Nabi
Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di
Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti
kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau
pada hari raya Idul Adha.
Perbedaan antara pengabdian dan
pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada
transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada
perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu
misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam
konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab
adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan
atau diperbuat menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa
tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya
melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau
berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat
memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik.
Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang
lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai
kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya
tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud
dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu
sendiri.
Jadilah manusia yang betanggung jawab bagi diri
sendiri maupun orang lain.
Sumber:
Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo
Persada : Jakarta.
Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan
Mahasiswa, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar,
Depdikbud U.T. 1984-1985.
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma