MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pandangan Hidup
2.2 Cita-Cita
2.3 Kebajikan
2.4 Usaha/Perjuangan
2.5 Keyakinan/Kepercayaan
2.6 Langkah Berpandangan Hidup Yang
Baik
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup
ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal,
pikiran dan rasa. Ketika kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut
sebagai khalifah di bumi ini. Tuntukan hidup manusia lebih dari pada tuntutan
hidup makhluk lainnya yang membuat manusia berfikir lebih maju untuk memenuhi
kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun
rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan
terhadap hidup.
Setiap manusia memiliki pandangan
hidup yang berbeda-beda mengelompokkan
pandangan hidup yang berdeda-beda
akan menciptakan paham atau aliran. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah
nilai dalam kehidupan manusia. Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala
sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi
pegangan, bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh
kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup
seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu pandangan
hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai
proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa
kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup
tersebut, tidak lepas juga dengan pendidikan. Manusia mengetahui tentang
hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari pendidikan.Oleh karena itu
jika kita membahas tentang pendangan hidup, tidak boleh lepas dari pendidikan
manusia dapat berfikir ledih kedepan mulai dari kehidupan baik lahir dan batin.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pandangan Hidup
Menurut Koentjaraningrat (1980)
pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang
dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan didalam masyarakat.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Sedangkan
menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia.
Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya
berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang karena
pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa yang dikatakan oleh seseorang
adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir tertentu. Tetapi,
terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab dapat pula hanya
suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang sedang
berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara maupun manusia yang
ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin
dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas,
suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang
semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu
membangun dirinya.
2.2 Cita-Cita
Cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pandangan hidup terdiri atas
cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang
hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah
tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda
bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.Itulah
sebabnya, cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya
kreativitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan,
dan hidup seseorang. Cita-cita ini perasaan hati yang merupakan suatu
keinginan, kemauan, niat, atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia,
karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.Ada tiga katagori
keadaan hati seseorang, keras, lunak, dan lemah. Orang yang berhati keras, tak
berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tak menghiraukan rintangan,
tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati lunak
dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruhi oleh situasi dan kondisi.
Cita-cita, keinginan, harapan, banyak menimbulkan daya kreatifitas para
seniman. Banyak hasil seni seperti: drama, novel, film, musik, tari, filsafat
yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.
2.3 Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau
perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia
merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dari tiga segi, yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia
sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.Manusia sebagai
pribadi dapat menentukan baik dan buruk. Yang menentukan baik dan buruk itu
suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan
baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri.
Suara hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati
masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati
masyarakat menganggap baik. Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan,
manusia pun harus mendengar suara hati Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelak perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu
adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan
hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, barbahasa baik,
bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar
tidak merangsang bagi yang melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu
kejahatan yang berselubung kebajikan.
2.4 Usaha/Perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita, Setiap Manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. sebagian
kehidupan manusia adalah perjuangan. Perjuangan untuk hidup merupakan kodrat
manusia. Tanpa perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras dapat
dilakukan dengan otak/ilmu maupun tenaga/jasmani atau dengan keduanya. Untuk
bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan itulah tingkat
kemakmuran manusia berbeda-beda.
2.5 Keyakinan/Kepercayaan
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution
(bahan ceramah pada perantaran pengajar
Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau ada tiga aliran
filsafat:
a. Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur,
dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur
itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan
hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak
mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya dapat berusaha
dan berencana tapi yang menentukannya adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada Tuhan, Tuhan
itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karena itu
manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua
yaitu:
ü
Ajaran agama yang dogmatis yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui
Nabi-Nabi, sifatnya tetap dan tidak berubah
ü
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran
manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah sesuai dengan perkembangan
agama.
Apabila aliran naturalisme ini di
hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan.
Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama, manusia yakin
bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan
hidup keagamaan (religius), sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya
Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari natur
dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa kebajikan
itu kebajikan natur dan pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut
pandangan hidup komunisme.
b. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau
logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir. Mana yang
benar menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin bertentangan dengan hati
nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat dihati,
sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
Apabila aliran ini di hubungkan
dengan pandangan hidup, maka keyahinan manusia itu bermula dari akal. Jadi,
pandangan hidup itu dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang diterima akal.
Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat
diperoleh dengan akal.
c. Aliran Gabungan
Aliran gabungan adalah kekuatan
gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan,
percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar
kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai
dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai lohika rasa. Jadi, apa
yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati nurani.
Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit individu, melainkan
logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah disebut
sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai daya
rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup ini
disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif, sedangkan
pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir kolektif dan
individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dari pada
hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya, logika
berfikir dan hati nurani.
2.6 Langkah Berpandangan Hidup Yang
Baik
Setiap manusia pasti mempunyai
pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil
dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah
memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
- Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat
bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang
dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar
bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat
memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan
hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia
- Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan
hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada
Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti
apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagi yang
berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an,
Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akhirat.
- Menghayati
Langkah selanjutnya setelah
mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan
menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan
mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih
tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan
hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh
mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
- Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan
validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan
maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini
pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal
untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
- Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal
yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat
dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pandangan hidup merupakan bagaimana
manusia memandang kehidupannya. Setiap orang memiliki pandangan hidup yang
berdeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia
berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita merupakan
pandangan hidup di masa yang akan datang. kebajikan secara nyata dan dapat
dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia
sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat
dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka
setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain
dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap
perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga
kehidupan dalam memasyarakat menjadi tenang dan tentram.
3.2 Saran
Melalui kesempatan ini ada beberapa
saran yang akan kami sampaikan, saran tersebut sebagai berikut:
1. Tanamkan pandangan hidup atau
prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak menjadi manusia yang bijak
dan berwatak mulia.
2.
Baiknya seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya
agar dalam kehidupannya selalu melakukan kebajikan.
Sumber :
Ilmu budaya dasar / penysun , Djoko Widagdho dkk , - Ed , cet , 8 . –
Jakarta : Bumi Aksara , 2003 IX, 229 hlm ; 21 cm